Srie, - PIRLS atau studi internasional tentang literasi membaca untuk siswa kelas IV sekolah
dasar menempatkan Indonesia berada pada peringkat nomor 41 dari 45 negara (negara
bagian) yang menjadi peserta.
Hasil studi menunjukkan skor rata-rata yang diperoleh siswa Indonesia
adalah 405, atau berada dibawah skor rata-rata siswa internasional sebesar 500,
dengan standar deviasi 100.
Lima peringkat tertinggi diduduki oleh siswa di negara Rusia
(skor = 565), Hongkong (564), negara bagian Alberta Kanada (560), Singapura
(558), dan negara bagian Britis Kanada (558).
Skor Indonesia masih berada di atas empat negara lainnya yang
ikut dalam studi tersebut, yaitu Qatar (skor = 353), Kuwait (330), Maroko (323)
dan Afrika Selatan (302).
Daftar skor dan peringkat negara selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini yang bersumber dari Balitbang Kemdikbud.
Apa Itu PIRLS?
PIRLS (Progress in International Reading Literacy
Study) adalah studi
internasional tentang literasi membaca yang dikoordinasikan oleh IEA (The International Association for the
Evaluation of Educational Achievement) yang berkedudukan di Amsterdam,
Belanda.
PIRLS diselenggarakan setiap lima
tahun sekali, yaitu pada tahun 2001, 2006 dan 2011. Sejak tahun 2006 Indonesia
mulai ikut berpartisipasi sebagai peserta PIRLS, yang pada saat itu telah
diikuti oleh 45 negara (negara bagian) di dunia.
Bagi Indonesia, manfaat yang dapat
diperoleh dari keikutsertaannya dalam PIRLS, antara lain adalah untuk
mengetahui posisi prestasi siswa Indonesia bila dibandingkan dengan prestasi
siswa di negara-negara lain di dunia.
Dengan ikut PIRLS juga akan
diketahui faktor-faktor apa saja yang turut berpengaruh atas prestasi yang
diraihnya itu. Untuk selanjtunya, hasil studi tersebut dapat digunakan sebagai
masukan dalam perumusan kebijakan untuk peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia.
Hasil studi PIRLS dan hasil studi
lainnya, seperti TIMSS, telah dijadikan sebagai bagian dari masukan yang penting
bagi pemerintah Indonesia dalam menyusun Kurikulum 2013 yang rencananya akan
mulai diterapkan pada bulan Juli 2013.
Dalam studi PIRLS, setiap negara
harus mengikuti prosedur operasi standar yang telah ditetapkan, seperti pelaksanaan
uji coba dan survei, penggunaan tes dan angket, penentuan populasi dan sampel,
pengelolaan dan analisis data, serta pengendalian mutu.
Pada PIRLS 2006, pengembangan tes
dan angket dipusatkan di Boston College,
Boston, USA, dan penentuan sampel sekolah ditentukan oleh Statistics Canada, di
Ottawa, Kanada. Sedangkan pengolahan datanya dilakukan di Data Processing
Center, Hamburg, Jerman.
Metodologi
Survei
Dasar dari penilaian literasi
membaca dalam PIRLS 2006 adalah tujuan membaca dan proses pemahaman. Tujuan
membaca dikelompokkan dalam dua bagian yang sama, yaitu (1) berpengalaman
sastra (50%) dan (2) memperoleh dan menggunakan informasi (50%).
Sementara itu, proses pemahaman
dikelompokkan menjadi empat bagian yang berbeda, yaitu proses pemahaman dalam
(1) mengambil informasi secara eksplisit (20%), (2) membuat kesimpulan secara
langsung (30%), (3) menginterpretasikan dan mengintegrasikan gagasan dan
infortmasi (30%), dan (4) mengevaluasi isi, bahasa dan unsur teks (20%).
Berdasarkan atas spesifikasi itu,
kemudian dituangkan menjadi soal-soal, yang selanjutnya disusun menjadi
buku-buku tes literasi. Selain itu, siswa, orangtua, guru dan kepala sekolah
juga diberikan angket tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan pembelajaran
membaca bagi siswa.
Dalam studi PIRLS, populasinya
adalah siswa kelas IV SD di Indonesia. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan
tiga strata, yaitu jensi sekolah (SD/MI), status sekolah (negeri/swasta), dan
lokasi sekolah (desa/kota). Tercatat, sampel yang terpilih adalah sebanyak
4.950 siswa dari 170 SD/MI negeri dan swasta, serta berlokasi di desa dan di
kota.
Dari segi waktunya, pengumpulan
data dilaksanakan pada bulan Maret-April 2006 secara bersamaan di
sekolah-sekolah yang terpilih sebagai sampel.
Dalam pelaksanaannya, para siswa
dalam satu kelas utuh diberikan buku tes untuk dikerjakan selama 80 menit.
Setelah itu, siswa, orang tua, guru dan kepala sekolah diminta untuk mengisi
angket. *** [Srie]